Pasien Covid-19 Tuna Wisma yang Pernah Tergeletak Pingsan di Halte Sembuh, Dua Kali Seminggu Jalani Cuci Darah

Selasa, 26 Mei 2020

Tangkapan layar video saat Tuan S tergeletak pingsan di salahsatu halte di wilayah Panam, beberapa waktu lalu.

PEKANBARU - Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, dr. Indra Yovi menerangkan, saat ini kondisi kesehatan Tuan S (60), tuna wisma pasien Covid-19 nomor 63 telah kembali pulih.

Hanya saja, sampai sekarang, Tuan S masih harus menjalani cuci darah dua kali dalam seminggu akibat penyakit ginjal akut yang dideritanya. 

"Kondisinya baik, sudah sehat. Saat ini yang bersangkutan masih ditangani dengan baik, karena beliau memerlukan cuci darah rutin dua kali dalam seminggu," kata dr. Yovi, Selasa (26/5/2020) di Gedung Daerah Pekanbaru.

"Artinya dia masih di rawat, karena untuk membawa beliau ke rumah singgah, sebenarnya bisa, tapi dua kali seminggu bolak-balik dari rumah singgah ke rumah sakit untuk menjalani cuci darah, itu akan memberatkan pasien sendiri. Sehingga saat ini pasien masih di rawat di ruang biasa, tapi sudah tidak ada masalah," tambahnya.

Sementara terkait dengan keberadaan keluarga pasien tersebut, kata dia, hingga saat ini masih belum ditemukan. 

"Kemarin dinas sosial sudah mencari, tapi tidak dapat," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan,  Tuan S, usia 60 tahun telah ditetapkan sebagai pasien positif Covid- 19 di Kota Pekanbaru sejak Kamis, 7 Mei 2020 lalu. Pasien masuk rumah sakit Aulia Kota Pekanbaru setelah ditemukan terlantar di salahsatu halte bus di daerah Simpang Panam  beberapa waktu lalu. 

Dirawat sejak Sabtu, 2 Mei 2020 dengan gejala sesak nafas ditambah penyakit penyerta. Dari hasil swab PCR nya diketahui Tuan S terkonfirmasi positif Covid- 19.

"Kalau kita lihat ini memang kasus yang viral dan videonya pernah beredar di media sosial. Yang jadi perhatian kita adalah masyarakat yang kontak erat dengan pasien itu. Artinya yang menolong beliau sampai ke petugas kepolisian yang juga ikut mengantar. Diharapkan untuk aktif memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit untuk dapat diketahui dan idsentifikasi sebagai kontak erat dari pasien itu," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru, dr Mulyadi.

Kasus itu kata Mulyadi, juga menjadi tugas Dinas Kesehatan yaitu bagaimana mentracking pasien yang tuna wisma yang sampai saat ini belum diketahui terkait identitas jelasnya. Tujuannya untuk memastikan apakah pasien merupakan warga Pekanbaru atau tidak.

" Sekali lagi saya sampaikan bagi masyarakat yang berkontak erat atau yang menolong saat pasien tergeletak di halte itu untuk memeriksakan diri," pesan Mulyadi, waktu itu.***