Tiga Desa Binaan PT RAPP Terima Sertifikat Proklim Utama dari KLHK

Ahad, 24 Oktober 2021

Penyerahan sertifikat secara virtual dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diumumkan pada Festival Iklim Tahun 2021 yang dilaksanakan pada 19 Oktober 2020.

PANGKALAN KERINCI– Tiga desa binaan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Dusun Pandan Mukti Kampung Empang, Kecamatan Koto Gasib, Dusun 1 Sei Duek Desa Teluk Paman Timur Kecamatan Kampar Kiri kabupaten Kampar dan Lingkungan 1 Kelurahan Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan meraih Sertifikat Proklim Utama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diumumkan pada Festival Iklim Tahun 2021 yang dilaksanakan pada 19 Oktober 2020. Penyerahan Sertifikat Proklim dilakukan secara daring oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar. 

Siti mengapresiasi program-program terkait Proklim yang dilaksanakan oleh berbagai perusahaan. Adanya program tersebut membuktikan bahwa isu perubahan iklim semakin dipahami masyarakat dan instansi dalam kepedulian  serta aksi mitigasi. Penghargaan ini, lanjut Siti, sebagai apresiasi kepada desa dan kelurahan yang telah berperan aktif dalam meningkatkan ketahanan iklim serta menurunkan emisi gas rumah kaca. 

“Maka dari itu, KLHK patut memberikan penghargaan yang tinggi dan rasa terima kasih yang banyak pada peran berbagai perusahaan dan instansi di Festival Iklim 2021 KLHK,” papar Siti dalam acara puncak Festival Iklim Tahun 2021, Selasa (19/10/2021). 

Direktur RAPP, Mulia Nauli mengatakan kegiatan program kampung iklim yang dilaksanakan di desa binaan terdiri dari tiga elemen yakni kegiatan adaptasi, mitigasi dan penguatan kelompok masyarakat. Untuk mendukung kegiatan adaptasi, masyarakat telah melaksanakan program kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di mana dalam program ini masyarakat melaksanakan budidaya pertanian hortikultura yang ramah lingkungan dengan memaksimalkan pemanfaatan pekarangan. Dengan KRPL ini diharapkan lingkungan rumah dan pekarangan masyarakat menjadi lebih asri dan memberikan manfaat dalam ketahanan pangan dan mampu meningkatkan pendapatan.

“Dalam kegiatan mitigasi perubahan iklim, masyarakat telah melakukan pengelolaan sampah dengan memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik dan limbah kotoran ternak dapat dibuat kompos untuk menyuburkan tanaman KRPL. penggunaan energi baru, terbarukan dan konservasi energi dilakukan dengan membuat biogas sederhana dengan memanfaatkan kotoran ternak yang dimiliki petani. Biogas tersebut dapat digunakan untuk memasak keperluan rumah tangga. Untuk meningkatkan tutupan vegetasi, dilakukan kegiatan penghijauan dengan tanaman buah-buahan. Masyarakat juga telah memiliki kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) yang diharapkan dapat melakukan pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan di sekitar desa,” jelas Mulia.

Seluruh kegiatan adaptasi dan mitigasi yang dilakukan masyarakat ini dikoordinasikan melalui kelembagaan masyarakat berupa kelompok tani.RAPP secara berkelanjutan melakukan pendampingan terhadap kelompok tersebut mulai dengan perencanaan kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Selain itu penguatan kelompok juga dilakukan dalam bentuk pelatihan seperti pelatihan pertanian, pelatihan peternakan dan pelatihan pembukuan sederhana.

“Selain itu masyarakat juga telah banyak melakukan kegiatan adaptasi dan mitigasi lainnya secara swadaya. Hal ini lalu diperkuat secara bersama-sama melalui program Community Development RAPP, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau. Seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan didokumentasikan dan didaftarkan sebagai kegiatan proklim desa ke Sistim Registrasi Nasional (SRN) yang berada di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” tukasnya.***