Bukan Pandemi, Kenaikan Harga Komoditas jadi Ancaman Baru di RI

Sabtu, 09 April 2022

Poto Internet

JAKARTA- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan ada tantangan dan ancaman baru selain pandemi virus Corona (COVID-19), yaitu kenaikan harga barang-barang yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan bila dua tahun belakangan tantangan dan ancaman datang dari merebaknya COVID-19, kali ini tantangan dan ancaman muncul dari kenaikan harga-harga komoditas secara global.

"Kalau dulu ancaman dan tantangan untuk masyarakat adalah pandemi, sekarang tantangan dan ancaman adalah kenaikan harga dari barang-barang," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers usai melakukan rapat terbatas kabinet yang disiarkan langsung di Instagram Sekretaris Kabinet pada 5 April 2022 lalu.

Dikutip dari detik.com, kenaikan harga komoditas global, dikatakannya telah menjadi pedang bermata dua bagi pemerintah. Di satu sisi kondisi itu menguntungkan penerimaan negara, di sisi lain masyarakat bisa terimbas kenaikan harga barang-barang konsumsi harian.

Dia mengakui saat ini kenaikan harga komoditas global telah memberikan penerimaan besar kepada negara lewat perdagangan berbagai komoditas andalan Indonesia.

"Entah itu dari komoditas minyak, gas, batu bara, nikel, ataupun CPO. Itu berikan daya tambah dari sisi penerimaan negara," ungkap Sri Mulyani.

Namun, di sisi lain masyarakat juga akan merasakan rambatan dari inflasi global. Menurutnya perlu diputuskan langkah-langkah kebijakan dalam merespons hal tersebut.

Sri Mulyani mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin agar Kementerian Keuangan dapat mengalokasikan kelebihan penerimaan yang didapatkan negara untuk mendukung kebutuhan masyarakat.

"Dari sisi APBN, kita akan dukung langkah-langkah mengamankan masyarakat kita, utamanya yang mengalami tekanan dari dampak global yang memang dirasakan seluruh dunia," papar Sri Mulyani.

Secara lengkap, dia mengatakan, Presiden ingin menjaga daya beli masyarakat, menjaga momentum keuntungan ekonomi, dan juga menjaga kesehatan APBN.

"Pak presiden minta kita lihat detil harga pangan dan energi kemudian mencari pilihan kebijakan yang kita ambil untuk bisa di satu sisi menjaga daya beli masyarakat, menjaga momentum ekonomi, dan juga menjaga kesehatan APBN," tambah Sri Mulyani.***