Dinas PKH Riau Imbau Warga tak Datangkan Sapi dari Daerah Ditemukan Kasus PMK

Kamis, 26 Mei 2022

Petugas kesehatan hewan tengah memeriksa mulut sapi yang ada di kandang peternakan milik warga di Air Pacah, Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (13/5/2022). - Bisnis/Noli Hendra

PEKANBARU - Dengan ditemukanya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Riau, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau akan memperketat hewan ternak yang akan masuk ke Riau. 

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak membeli sapi ke daerah-daerah yang sudah ditemukan Penyakit Mulut dan Kuku.

"Jangan ‎membeli sapi dari daerah yang sudah ditemukan PMK. Ada 15 provinsi di Indonesia yang sudah ditemukan PMK. Bahkan ada dua provinsi  yang sudah menetapkan PMK ini sebagai wabah. Yakni provinsi Aceh dan Jatim," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas PKH Riau, drh Fara Linda Sari, Kamis 26/5/2022) 

Fara menegaskan, penyakit mulut dan kuku yang menyebar di sejumlah daerah di Indonesia dan sudah masuk ke Riau ini tidak menular ke manusia. Penyakit ini menular ke sesama hewan ternak.

"Tidak menular ke manusia. Menularnya ke sesama hewan ternak. Penularanya bisa melalui darah, daging, dan air susu dari ternak yang terinfeksi itu bisa menularkan ke ternak yang lain," katanya.

Meski tidak menularkan ke manusia, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar saat memasak daging betul dimasak dengan matang. Sehingga virus-virus yang ada didalam daging tersebut mati dan aman untuk dikomsumsi.

Seperti diketahui, lima ekor sapi di Kabupaten Rokan Hulu dinyatakan terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PKM). Ini merupakan kasus PMK pertama yang terjadi di Riau sejak wabah PMK ini merebak di sejumlah provinsi di Indonesia.

"Iya, sudah terkonfirmasi dari hasil laboratorium pada hari jumat tanggal 20 Mei kemarin ada lima ekor sapi di Rohul yang positif terkena PMK," kata drh Fara.

Setelah diketahui positif ‎PMK, petugas langsung bergerak cepat mengisolasi kelima sapi tersebut. Dengan tujuan agar tidak menularkan ke sapi yang lain yang ada disekitarnya.

"‎Sudah kita lakukan pemeriksaan terhadap ternak yang ada disekitarnya, hasilnya  belum ada yang tertular PMK," ujarnya.

Fara mengungkapkan, berdasarkan hasil investigasi yang pihaknya lakukan, kelima ekor sapi yang terpapar virus PMK tersebut merupakan sapi ternak yang didatangkan dari Sumatera Utara (Sumut).

Sapi-sapi tersebut dipasok dari Sumut ke Rohul saat bulan puasa kemarin. Kemudian saat lebaran, sapi-sapi mengalami sakit dan menujukkan gejala yang mengarah ke penyakit mulut dan kuku.

"Berdasarkan investigasi kami, sapi yang terkena PMK itu didatangkan dari Sumatera Utara (Sumut) yang masuk ke Rohul pada bulan puasa kemarin. Kemudian lebaran kedua, sapi -sapi itu mulai menunjukkan gejala PMK," ujarnya.

Gejala PMK yang dimaksud diantaranya adalah, demam, terdapat  luka dibagian pada bagian mulut dalam dan kaki serta produksi air liur yang berlebihan. 

Kecurigaan petugas ternyata benar, setelah dilakukan uji sampel di Labor, ternyata lima ekor sapi tersebut positif terkena penyakit mulut dan kuku.

"Sudah diobati, kita berikan terapi, kita berikan vitamin dan anti biotik," sebutnya.