Banyak Masalah di Dinas Pendidikan, Eddy Yatim Minta Ketegasan Gubernur Syamsuar

Sabtu, 23 Juli 2022

Ketua Komisi I DPRD Riau, Eddy A Mohd Yatim.(grc).

PEKANBARU–Mantan Ketua Komisi V DPRD Riau, Eddy A Mohd Yatim, menanggapi hasil temuan inspeksi mendadak (Sidak) Wakil Ketua DPRD Riau, Agung Nugroho, ke sejumlah SMAN terkait proses PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru).

Dimana dalam Sidak itu, dinilai ada permainan Dinas Pendidikan Provinsi Riau yang 'menitipkan' hampir 2000 siswa baru. Fenomena ini, diakui Eddy, bukanlah sesuatu yang baru, sehingga dia tak terkejut.

Sebab, permainan seperti itu sudah lama terjadi dan seakan sudah menjadi bisnis tahunan. Bahkan, sewaktu dia menjadi Ketua Komisi V lalu, dia pernah mengusulkan pembentukan Panitia Khusus (Pansus).

"Waktu itu kami sudah pernah mengusulkan untuk pembentukan panitia khusus (Pansus) untuk membongkar masalah ini. Tapi belum terwujud. Saya melihat kita kurang serius untuk memperbaiki dunia pendidikan di Provinsi Riau. Kalau serius, Gubri Syamsuar harus tegas dan berani membersihkan Dinas Pendidikan Provinsi Riau ini. Jangan setengah-setengah," kata Eddy Yatim, dikutip dari https://www.goriau.com/, Sabtu (23/7/2022).

Dijelaskan Eddy Yatim, lebih kurang dua setengah tahun dirinya menjadi mitra kerja Dinas Pendidikan, ada beberapa rekomendasi yang mesti diperhatikan dari hasil pemetaan dan telaah komisi jika ingin pendidikan di Riau lebih baik.

Sebagai 'kapal tanker', istilah Eddy menyebut Dinas Pendidikan, Disdik membutuhkan banyak SDM yang berkualitas dan berintegritas. Apalagi, saat ini, Dinas yang memiliki porsi anggaran terbesar itu, sudah dalam kondisi sangat darurat.

"Perencanaan yang dibuat saja tidak mengacu pada Dapodik (data). Malah tidak nyambung dengan visi dan misi Gubernur Riau yang menginginkan 'Terwujudnya Riau yang Berdaya Saing, Sejahtera, Bermartabat dan Unggul di Indonesia (Riau Bersatu)'. Perencanaan yang dibuat selalu berorientasi proyek. Makanya tidak heran banyak temuan kami di daerah-daerah, misalnya SMAN di daerah memerlukan laboratorium, yang mereka bangun toilet atau WC. Kasus seperti ini bukan satu dua," urai Ketua Komisi I DPRD Riau ini.

Menurut Eddy Yatim, situasi kronis itu karena awak kapal di Disdik Riau tidak benar-benar bekerja untuk memperbaiki pendidikan di Riau. Kondisi ini sangat kontras dengan alokasi anggaran yang diberikan untuk Disdik Riau.

"Pendidikan inikan urusan wajib sesuai amanah UU minimal alokasinya 20 persen dari APBD. Bayangkan, berapa triliyun setiap tahun anggaran yang masuk untuk Disdik ini. Tapi sayang hasilnya tidak maksimal. Karena itu tadi, OPD ini menjadi tempat berbagai kalangan bermain," tegas Eddy Yatim.

Dari hasil pantauan tim yang dibentuk Komisi V ketika itu, ada beberapa item yang menjadi lahan basah bagi oknum di Disdik seperti dana BOS, PPDB, mutasi kepala sekolah dan dana DAK.

"Saya lihat mereka seakan tidak berpikir untuk bagaimana pendidikan di Riau lebih baik ke depan selain dari berebut mengejar proyek pada beberapa momen di atas. Malah, ada temuan tim kita, para pegawai yang mengelola kegiatan di Disdik berkantor di hotel dan tidak masuk ke kantor," kesal mahasiswa S3 Universitas Riau ini.

Sedangkan untuk PPDB dan mutasi kepala sekolah, pihaknya juga menemukan banyak kejanggalan. Malah untuk mengisi posisi kepala sekolah ada angka-angka yang harus disiapkan seorang calon kepala sekolah, jika ingin menduduki posisi itu. Bahkan kita juga menemukan barter dengan sertifikat tanah bagi yang tidak memiliki dana.

"Untuk PPDB itu biasa, mereka malah membawa-bawa itu pesanan dari dewan, kepolisian, kejaksaan, LSM dan wartawan. Padahal, mereka yang bermain sendiri. Begitu juga dengan Kepala Sekolah, ada kalimat yang sampai ke kita itu untuk Pak Gubernur, Ibu Gubernur, Pak Wakil Gubernur dan Ibu Wakil Gubernur. Jika seperti itu apa yang kita harapkan agar dunia pendidikan kita berkualitas. Karena itu, saya meminta kepada pimpinan agar bisa membentuk pansus untuk menelaah empat persoalan di Disdik yang saya lihat menjadi ganjalan untuk mencapai visi misi Gubri. Agar tahun-tahun mendatang hal ini tidak menjadi masalah lagi dan semuanya berjalan sesuai alurnya yang patut," harap Eddy Yatim. ***