Wali Kota, BI, dan BRK Sosialisasi Aplikasi QRIS di Pasar Limapuluh

Walikota Pekanbaru Firdaus, pimpinan Bank Indonesia (BI) perwakilan Riau, dan Bank Riau Kepri (BRK) meresmikan penggunaan aplikasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kepada para pedagang di Pasar Limapuluh, Senin (15/11)

PEKANBARU - Walikota Pekanbaru Firdaus, pimpinan Bank Indonesia (BI) perwakilan Riau, dan Bank Riau Kepri (BRK) meresmikan penggunaan aplikasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kepada para pedagang di Pasar Limapuluh, Senin (15/11). Dengan aplikasi ini, pedagang dan pembeli lebih aman bertransaksi tanpa uang tunai dan terhindari dari penyebaran uang palsu. 

"Kami telah meluncurkan aplikasi Sehat Inovatif Aman Pakai (SIAP) QRIS di Pasar Limapuluh. Sistem pembayaran QRIS akan memberikan banyak manfaat," ujar Kepala BI Perwakilan Riau Decymus usai peluncuran aplikasi QRIS. 

QRIS merupakan salah satu bentuk perubahan budaya. Di Pasar Limapuluh ini, pembeli dan pedagang didorong berpindah ke alat pembayaran yang bersifat digital.

"Bukan hanya memudahkan konsumen, tapi juga bisa mendorong usaha para produsen. Namun, kami harus mendorong di sisi pedagang. Karena, banyak pedagang yang tidak tahu pembayaran secara digital," ungkapnya. 

Maka, sosialisasi penggunaan QRIS perlu dilakukan supaya pedagang menyediakan alat bayar digital. Dengan pembayaran digital, masyarakat tak perlu datang ke pasar.

"Pasar yang semula bersifat pasif, hanya menunggu pembeli, sekarang bisa pesan langsung ke pedagang. Artinya, omzet pedagang akan meningkat. Kalau omzet meningkat, usaha pedagang itu bisa jadi lebih besar," jelas Decymus.

Kesempatan yang sama, Deputi Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Manajemen Internal Bank Indonesia Perwakilan Riau Asral Mashuri menjelaskan, setiap aplikasi teknologi memiliki risiko. Dalam mengaplikasikan teknologi QRIS ini, BI sudah melakukan beberapa pengamanan. 

Jadi, setiap pedagang diberikan One Time Password (OTP). Ketika mengaktifkan aplikasi untuk bisa menerima pembayaran, pedagang diberikan OTP yang umurnya hanya 5 menit. 

Setelah diaktifkan, maka aplikasi tersebut sudah aman karena servernya sudah dikunci. Pedagang juga diberikan PIN pembayaran. 

"Hingga saat ini, kami pastikan belum ada kasus pembayaran digital menggunakan QRIS yang fraud (bobol). Kecuali PIN itu diberikan kepada orang lain. Penggunaan QRIS juga terhindar dari risiko uang palsu," jelas Asral. 

Walikota Firdaus mengatakan, percepatan transformasi dalam budaya berbelanja harus dilakukan. Kondisi pandemi Covid-19 memaksa terjadinya perubahan budaya, berbelanja secara tatap muka. 

"Secara nasional, penggunaan teknologi informasi (IT) di era Revolusi 4.0 ini mengharuskan kita untuk belajar merubah kebiasaan dari belanja bertatap muka dan uang tunai diubah menjadi berbelanja menggunakan uang elektronik dengan pemesanan melalui aplikasi. Kita tak harus ke pasar," ungkapnya. 

Pasar Limapuluh ini akan sepi dari pedagang suatu saat nanti. Tapi, transaksi dagangnya makin ramai. Karena, pemesanan barang sudah melalui QRIS. 

"Di pasar ini, kami juga mengerahkan PT. Sarana Pangan Madani (SPM) ikut membantu transformasi dalam mempraktikkan kebudayaan baru yaitu penggunaan pembayaran digital," sebut Firdaus. 

Direktur Dana dan Jasa Bank Riau Kepri MA Suharto mengatakan, pihaknya mendukung transaksi digitalisasi. Kanal QRIS telah disiapkan untuk pembayaran retribusi pasar.

"Kami juga mengembangkan pembayaran retribusi untuk tera timbangan pedagang," ujarnya.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar