Ayah dan Anak Pesta Miras Oplosan, 8 Tewas dan 5 Orang Kritis

Ilustrasi Miras Oplosan. (Poto Internet).

JAWA TIMUR- Munar (42) asal Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Blitar dan tujuh rekannya tewas setelah pesta miras selama dua hari berturut-turut. 

Tak hanya mereka berdua yang menjadi korban miras oplosan. Aria (20) anak Munar dan empat rekannya kritis dan harus dirawat di rumah sakit. Peristiwa tersebut berawal saat Munar menggelar pesta miras oplosan di rumahnya pada Sabtu (2/5/2020) sore sekitar pukul 16.30 WIB.

Sore itu Munar dan Aria pesta miras ditemani Agus (28), warga Desa Rejowinangun; Suwoko (42), Sunarto (36), Joko (28), Wahyu (23), Rifai (29), kelimanya warga Desa Plosorejo, dan Sutrisno (29), warga Desa Darungan.

Semuanya adalah warga Kecamatan Kademangan. Menurut Bagas Wigasto, Kades Rejowinangun, setelah satu jam minum miras di rumah Munar, mereka pindah lokasi. Mereka melanjutkan pesta miras di tepi Kali Lodoagung yang berjarak 1 km dari rumah Munar atau tepanta di belakang bangunan SDN II Plosorejo.

Mereka terus menggelar pesta miras hingga Minggu (3/5/2020) malam. Selang sehari kemudian, tepatnya Senin (4/5/2020)), warga mulai gempar setelah beberapa orang yang habis pesta miras mengeluh sakit. Satu per satu mereka dibawa ke rumah sakit.

"Keduanya itu warga saya. Saat kesakitan mereka mengeluh perutnya sakit yang luar biasa. Seperti tak biasa BAB, dan matanya tak bisa melihat, sehingga dibawa ke rumah sakit," jelas dia, dikutip dari kompas.com.

Tak hanya kelompok Munar. Kelompok lain yang malam itu juga menggelar pesta miras dekat Kali Lodoagung juga mengeluh kesakitan. Salah satu anggota kelompok itu, yakni bernama Joko meninggal dunia. 

"Dari grup minum itu, juga mengalami nasib yang sama (sama-sama meninggal dunia)," ungkapnya. Korban terus bertambah. Total ada 12 orang yang dilarikan ke rumah sakit.

Munar, sang pemilik rumah tewas pada Selasa (5/5/2020) lalu menyusul Agus, Suwoko, Sunarto, Joko, Wahtu, Rifai, dan Sutrisno. Untuk memastikan penyebab kematiannya, makam Munar dan Suwoko dibongkar untuk keperluan outopsi.

"Yang enam korban sudah dimakamkan di desa masing-masing. Dua mayat yakni Munar dan Suwoko, baru saja habis dioutopsi di RSUD Mardi Waluya, Kota Blitar," kata AKBP Ahmad Fanani, Kapolres Blitar.

"Untuk menentukan atau memastikan penyebab kematiannya. Mereka harus dilakukan otopsi. Seperti dua mayat korban itu, hasil otopsinya memang overdosis (miras)," kata dia. 

Sementara korban yang kondisi kritis berjumlah lima orang, yakni Aria (anak Munar), Yoswa (26) warga Desa Plosorejo, dan Imam (29), warga Desa Bumiayu, Kecamatan Panggungrejo. Tiga orang itu dirawat di RSUD Ngudi Waluyan Wlingi).

Sedangkan Wahlul (24), warga Desa Plosorejo, yang kini masih dirawat di rumah sakit swasta.

Saat ini petugas masih menyelidiki kasus tersebut termasuk mencari asal miras yang dikonsumsi oleh korban. Dugaannya mereka membeli ke penjual miras jenis arak jowo atau arjo yang tak jauh dari desa mereka. Dari informasi salah satu korban, ada yang mengatakan mitas dioplos dengan minuman suplemen.***

 


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar