Brasil Ancam Keluar dari WHO Terkait Penanganan Covid-19

Presiden Brasil Jair Bolsonaro dijuluki sebagai Trump dari kawasan tropis akibat pandangan-pandangan politiknya. (EVARISTO SA / AFP)

JAKARTA- Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengancam akan mengikuti langkah Amerika Serikat untuk keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sambil menuding ada bias ideologi dalam penanganan pandemi Virus Corona (Covid-19).

Dia, yang dinilai memiliki pandangan politik sama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengatakan ekonomi AS sedang pulih dari pandemi Corona.

"Saya beri tahu Anda sekarang, Amerika Serikat meninggalkan WHO, dan kami sedang mempelajari itu di masa depan. Entah WHO bekerja tanpa bias ideologis, atau kami juga pergi," kata Bolsonaro, dikutip dari AFP, Sabtu (6/6).

Bolsonaro yang dijuluki 'Trump dari kawasan Tropis' telah mengikuti beberapa langkah yang ditempuh Trump dalam menangani pandemi Corona.

Misalnya, menolak memberlakukan aturan pembatasan kegiatan yang diberlakukan sejumlah pemerintah negara bagian Brasil. Selain itu dia turut menggembar-gemborkan efek dari obat hydroxychloroquine dan chloroquine, yang kerap dipakai mengobati penyakit malaria.

WHO telah menangguhkan uji coba hydroxychloroquine setelah penelitian terhadap obat itu menimbulkan kekhawatiran tentang efek samping, dan efektivitasnya terhadap Virus Corona diragukan.

Bahkan beberapa waktu lalu sebagian besar peneliti di The Lancet dan Jurnal Pengobatan New England menarik kembali jurnal mereka dan mengatakan tidak bisa lagi menjamin data yang mereka buat mengenai obat itu.

Perdebatan pun berlarut setelah studi baru dari Universitas Oxford yang mengatakan bahwa hydroxychloroquine tidak mempunyai efek menguntungkan dalam mengobati Covid-19.

Sementara itu di balik setiap polemik yang kerap muncul dari Bolsonaro, korban tewas akibat virus corona di Brasil terus meningkat.

Dikutip dari cnnindonesia.com, per Jumat (5/6), jumlah korban meninggal Covid-19 di Brasil mencapai 34.021 orang dengan kasus positif mencapai 614.941 orang. Ini menjadikannya negara tertinggi ketiga di dunia dalam kasus Corona, setelah Amerika Serikat dan Inggris.

Secara global, Covid-19 telah menewaskan hampir 396.000 orang dan menginfeksi 6,7 juta orang, dan menjadikannya krisis kesehatan terburuk di dunia dalam lebih dari satu abad.

AS menjadi negara yang paling terdampak, dengan 109.000 korban jiwa dan hampir 1,9 juta penduduknya positif Corona. Namun, Trump mengklaim pihaknya bangkit dari pendemi.

"Kami memiliki ekonomi terbesar dalam sejarah dunia. Dan kekuatan itu memungkinkan kami melewati pandemi yang mengerikan ini, sebagian besar melalui, saya pikir kami melakukannya dengan sangat baik," katanya kepada wartawan.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar