Januari- Oktober 2022, Ratusan Kasus HIV/AIDS Tercatat di Pekanbaru

Ilustrasi- Internet

PEKANBARU- Kasus HIV/AIDS terus meningkat di Kota Pekanbaru pada tahun 2022 ini. Data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, ada penambahan sebanyak 172 kasus HIV dan 138 kasus AIDS.

Ratusan kasus itu tercatat dari periode Januari hingga Oktober 2022. Banyak dari mereka yang tertular HIV/AIDS di Kota Pekanbaru mayoritas kalangan pria.

Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy Saragih mengatakan, kondisi itu mengkhawatirkan karena jumlah kasus baru bertambah ratusan kasus selama hampir satu tahun.

"Kondisinya memang alami penurunan dibanding tahun 2021 lalu, tapi tetap mengkhawatirkan karena penambahan kasus mencapai ratusan kasus," kata Zaini, Rabu (30/11/2022). 

Menurutnya, penambahan kasus pada tahun 2021 silam yakni 194 kasus HIV dan 159 kasus AIDS. Sedangkan tahun 2020 sempat mencapai 269 kasus HIV dan 155 kasus AIDS.

Zaini yang juga selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru ini mengatakan bahwa dari temuan kasus HIV dan AIDS  kebanyakan pasien masih berada di usia produktif. Mereka berusia rentang 25 tahun hingga 49 tahun.

Secara kumulatif, Kadis, menjabarkan, dari pertama kali ditemukan tahun 2000, total ada 2.429 kasus HIV dan 2.172 kasus AIDS di Kota Pekanbaru. Namun sebagian di antaranya pasien yang mengidap HIV dan AIDS sudah meninggal dan berpindah domisili.

Data tersebut memperlihatkan bahwa kasus  kumulatif menunjukkan pria paling banyak mengidap HIV dan AIDS. Mereka yang tertular HIV sebanyak 1.594 kasus dan 835 kasus AIDS.

"Kita miris, ada juga yang masih balita tertular. Kasus ini memperlihatkan bahwa kita harus waspadai penularan HIV dan AIDS," terangnya. 

Sementara itu, angka kematian kasus HIV dan AIDS dari tahun 2021 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2021 angka kematian kasus HIV dan AIDS mencapai 6,51 persen dan tahun ini menurun menjadi 4,83 persen.

Zaini menyampaikan di Kota Pekanbaru sudah ada layanan pemeriksaan dan pengobatan bagi pasien HIV/AIDS di Puskesmas secara gratis. Untuk layanan pemeriksan terdapat di 21 puskesmas tanpa dipungut biaya.

Kelompok atau masyarakat yang merasa pernah melakukan perilaku beresiko bisa memanfaatkan layanan yang ada. Setelah ada temuan positif bakal dilakukan pendampingan oleh kelompok pendamping sebaya dari LSM Peduli AIDS yang bekerjasama dengan fasilitas layanan kesehatan.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar