Robohkan Dua Tiang Reklame Langgar Aturan, Kasatpol PP Sebut Masih ada Target Lain

PEKANBARU- Satuan Polisi Pamong Praja Pekanbaru malam ini Kamis, (6/2/2020), merobohkan dua tiang reklame di dua lokasi yakni di Jalan Ahmad Yani, Simpang Sam Ratulangi dan di Jalan Soekarno Hatta.

Selain menyalahi aturan kondisi dua tiang reklame tersebut sudah sangat memprihatinkan condong ke arah jalan dan sudah berkarat.

Sehingga dikhawatirkan akan mengancam keselamatan pengguna jalan.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pekanbaru Agus Pramono mengatakan, pemotongan tiang reklame menyalahi aturan masih akan berlanjut dengan jadwal dan lokasi yang sudah ditentukan.

" Pemotongan tiang  menyalahi aturan tak cukup sampai di sini sebab masih ada target lain termasuk untuk pemotongan 7 bando yang tersisa," tegas Agus didampingi Kabid Ops Desheriyanto.

Dari dua unit tiang reklame yang dipotong malam itu satu diantaranya sudah dikoordinasikan dengan pemiliknya yakni untuk yang di Jalan Soekarno Hatta. Sedangkan satu lagi di Jalan Ahmad Yani pemilik tidak diketahui.

" Dua tiang reklame itu posisinya sudah condong hampir tumbang ke arah jalan dan sangat membahayakan. Selain itu keduanya juga didirikan di tempat yang menyalahi aturan di atas trotoar jalan yang padat dilalui kendaraan," katanya.

Setelah pemotongan dilakukan Satpol PP masih memberikan kesempatan selama tiga hari kepada pemilik jika ingin mengambil sisa besi bekas tiang reklame tersebut.

" Kalau mau diambil lagi silahkan tapi harus melalui proses dan ketentuan. Satu dari dua pemilik sudah tahu kalau tiang reklamenya dipotong. Posisi keduanya melanggar, dibangun diatas trotoar dan memakan Daerah Milik Jalan," katanya.

Terlebih sambung Agus, untuk tiang reklame di Jalan Ahmad Yani yang terlalu mepet dengan tiang lampu merah. Laporan masyarakat yang khawatir dengan kondisi itu sudah banyak masuk ke Satpol PP.

" Saya ulangi pemotongan tiang reklame menyalahi aturan buoan hanya sampai di sini masih ada target lain dengan jadwal dan lokasi yang sudah kami tentukan," ulang Agus Pramono, mengakhiri. (iky).