Cegah Pembelian Berlebihan, Gubernur DKI Batasi Penjualan Pangan di Toko Ritel
JAKARTA- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membatasi penjualan pangan di toko-toko ritel. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pembelian bahan makanan secara berlebihan atau panic buying di tengah waspada virus corona.
"Hari ini, asosiasi pedagang ritel menerapkan pembatasan penjualan untuk mengendalikan belanja berlebih. Pembatasan juga untuk menjaga stok bahan pangan, karena belanja berlebih dapat mengubah stabilitas pasar. Ini kami sepakati," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Minggu (15/3).
Anies juga menyarankan masyarakat untuk tidak pergi ke pusat perbelanjaan. Namun, ia mengaku tak mungkin menutup pusat perbelanjaan karena stok pangan masih perlu didistribusikan dari toko-toko ritel.
Kalau pun masyarakat pergi berbelanja, ia mengimbau warga menjaga jarak antrean. "Tolong lakukan pembatasan jarak dan antrean, berikan ruang yang cukup pribadi antar pribadi," kata Anies.
Selain di toko retail, stok pangan dipastikan aman oleh Bulog dan tiga BUMD DKI yang bergerak di bidang penyediaan pangan. Yaitu, Tjipinang Station, Food Station, dan Perumda Pasar Jaya.
"Alhamdulillah stok pangan Jakarta cukup baik. Saat ini, masih ada 320.000 ton beras. Tanpa pasokan, kita bisa bertahan selama dua bulan," terang dia.
Selain melakukan pembatasan penjualan untuk bahan pangan, Pemprov DKI Jakarta juga mengeluarkan pernyataan bahwa Ibu Kota seharusnya sudah membatasi akses warga dari luar daerah.
Meski demikian Pemprov DKI harus berkoordinasi dengan tim gugus penanganan covid-19 dari pemerintah pusat untuk melakukan pembatasan itu.
"Kami tidak bisa memutuskan sendiri, tapi harus dikonsultasikan dengan Kepala BNPB dalam penanganan Virus Corona COVID-19," tutur Anies.***
Tulis Komentar