Gedung BNN Sukabumi Ambruk

Foto: Gedung BNN Sukabumi ambruk (Syahdan Alamsyah/detikcom).

SUKABUMI- Tanpa ada tanda-tanda apapun, bangunan aula dan ruang rehabilitasi klinik BNN Sukabumi ambruk. Di dalam gedung itu terdapat beberapa orang pegawai yang sedang menjalankan salat.
Lima pegawai dilarikan ke rumah sakit, satu di antaranya terluka parah atas nama Bripka Beni Subawa. Kondisi Beni saat ini masih mendapat penanganan medis di RSUD R Syamsudin SH.

"Kejadian sekitar pukul 12.32 WIB, itu ruang aula. Saat kejadian ada lima petugas kita yang berada di dalam terkena runtuhan puing, saat ini sudah kita bawa ke RS Hermina," kata AKBP Fahmi Cipta Dewantara , kepala BNN Kabupaten Sukabumi kepada detikcom, Kamis (3/9/2020).

Selain merusak aula, ruang rehabilitasi dan beberapa ruangan lainnya juga hancur akibat kejadian tersebut. "Kondisi angin sedang, tidak ada hujan juga tiba-tiba ambruk begitu saja," imbuh dia.

Korban terluka parah diketahui merupakan petugas BNN dari kepolisian bernama Beni Subawa, berpangkat Bripka. Saat kejadian posisi korban diketahui berada dekat pintu ruang rehabilitasi dan klinik.

"Yang ambruknya ruang aula IPSI, sebagian terkena juga ruang rehabilitasi dan klinik BNN. Posisi korban Bripka Beni berada dekat pintu," kata Pradita, petugas rehabilitasi BNN, dikutip dari detikcom.

Saat kejadian posisi Pradita berada dekat dengan ruangan yang ambruk. Dia hanya mendengar suara dentuman lalu gemuruh situasi gelap karena abu bekas puing menutupi pandangannya.

"Tidak terdengar suara minta tolong, hanya yang pertama terlihat Bripka Beni itu karena posisinya berada di dekat pintu. Sementara korban lainnya empat orang berada di aula sebagian menyelamatkan diri ke luar," lanjut Pradita.

Seluruh korban langsung dibawa ke RS Hermina Sukabumi, sejumlah pegawai yang berada di lokasi ikut mengevakuasi para korban setelah memastikan situasi aman.

Kepala BNN Sukabumi AKBP Fahmi Cipta Dewantara mengatakan BNN baru berkantor di bangunan tersebut pada tahun 2015. Informasi yang ia peroleh bangunan itu berdiri tahun 1980.

Bangunan yang ambruk sebenarnya adalah bangunan milik IPSI Kabupaten Sukabumi. Namun oleh staf BNN kerap digunakan untuk ruang ibadah.

"Kami menempati tahun 2015, informasinya bangunan ini dibangun tahun 1980 an. Kalau untuk penyebab masih diselidiki pihak kepolisian," kata Fahmi kepada detikcom, Kamis (3/9/2020).

Pantauan detikcom, kayu-kayu penyangga atap memang terlihat sudah lapuk, besi beton mencuat juga sudah terlihat rapuh. Tidak ada tanda-tanda menjelang ambruknya bangunan tersebut.

"Awalnya memang ada goyangan di atap, awalnya saya pikir itu gempa bumi. Tidak lama bangunan langsung runtuh, pegawai kami ada yang berada di aula dan ruang klinik rehabilitasi," lanjut Fahmi.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar