Tragedi  Tenggelamnya Kapal Wisata KM Banawa Nusantara 58

HPI dan ASPPI Minta Pemkab Kampar Tanggungjawab

Suasana saat Press Confrence Tragedi Kapal Wisata KM Banawa Nusantara 58 di salahsatu hotel di Pekanbaru.

PEKANBARU- Pegiat wisata dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Riau meminta pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Kampar atas tragedi tenggelamnya KM Banawa Nusantara 58 di Danau Buatan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang, Desa Merangin, Kabupaten Kampar.

Peristiwa itu terjadi Sabtu 19 Desember 2020 petang mengakibatkan seorang penumpang bernama Salman Alfarisi (SA) meninggal dunia.

Pegiat wisata menilai tenggelamnya kapal wisata milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kampar itu lantaran dalam pengoperasiannya KM Banawa Nusantara 58 tidak memenuhi standar kemanan atau safety penumpang.

Osvian Putra selaku Sekjen Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) yang selamat dari tragedi tersebut menceritakan,  saat itu dirinya diundang bersama organisasi pegiat wisata lain yakni Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Riau yang sekaligus merupakan organisasi almarhum SA.

"Saat itu, kami diundang oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar. Saya sendiri diundang sebagai narasumber untuk mengelola paket wisata Danau PLTA Koto Panjang," katanya. 

Peserta yang hadir ada beberapa kelompok, termasuk ASPPI Riau. Saat itu, ia bersama rekan-rekan ASPPI Riau di Pekanbaru diundang untuk rapat koordinasi pariwisata Kabupaten Kampar di Puncak Kompe. 

Acara dikemas dalam bentuk Coffee Morning. Format acara dibuat panitia dengan model outdoor (ruang terbuka).

Saat akan menaiki kapal, kondisi kapal sudah dalam keadaan miring. Kemudian, saat di atas kapal, tidak ada induksi yang mengarahkan seperti halnya pramugari di atas pesawat, yang memberikan petunjuk keamanan terhadap penumpang.

Setelah kapal mulai berjalan dan memutari danau sambil menunjukan tempat-tempat wisata di sana. Detik-detik kapal tenggelam itu jerjadi saat kapal dalam perjalanan pulang.

"Dalam perjalanan pulang, kapal sudah mulai miring ke kanan, dan barang-barang yang ada di dapur berjatuhan. Kapal terus miring ke kanan, namun tidak ada arahan  menjelasskan kapal akan terbalik," kata Osvian.

Saat kapal tenggelam, Osvian bersama SA dan tamu lain yang waktu itu berada di kabin bawah tenggelam. Namun sayang, SA yang berada di kabin bawah tak kunjung muncul ke permukaan dan ditemukan meninggal dunia. 

Menurutnya, SA lebih dekat dengan pintu, yang seharusnya lebih dulu keluar kapal dari pada dirinya. Para tamu dan penumpang kapal lain berhasil ke permukaan dan bertahan dengan tali sekoci kapal yang saat itu tidak bisa dibuka. 

"Ada dua sekoci, tapi keduanya tidak bisa dibuka," kata Osvian.

Beruntung, para penumpang yang selamat dibantu oleh penjaga di dermaga Tepian Malhligai mendengar dan mengetahui adanya kapal tenggelam.

Terkait hal itu, pihaknya dari HPI bersama ASPPI Riau meminta pertanggungjawaban dari Pemerintah Kabupaten Kampar atas tenggelamnya kapal Banawa Nusantara 58 yang mengakibatkan rekannya SA meninggal dunia.

"Kita minta pertanggungjawaban dari Pemerintah Kabupaten Kampar atas meninggalnya rekan kami, karena kegiatan ini digelar oleh Disbudpar Kampar. Dan kapal itu pun juga dibawah pengawasan Disbudpar Kampar," tegasnya.

Menurutnya, kapal tersebut tidak memiliki standar operasional atau standar keamanan safety.

"Penumpang tidak diberikan arahan atau instruksi apapun saat menaiki kapal. Kemudian, di kapal ada dua sekoci tapi kedua-duanya tidak bisa dibuka dan terkunci di kapal," ungkapnya.

Oleh karena itu, pihaknya sangat menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi, kapal tersebut adalah milik pemerintah. 

Ia meminta agar kejadian ini tidak terulang lagi. Namun sebelum itu, pihaknya ingin menyelesaikan masalah ini dulu, karena ini terjadi karena kelalaian pemerintah.

Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Riau Yuli Andriani, dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kampar memberikan perhatian khusus kepada korban tragedi kapal wisata KM Banawa Nusantara 58 tersebut.

Dia menjelaskan, korban meninggal dunia atas nama Salman Alfarisi, yang menjabat sebagai Wakil Ketua ASPPI.

Saat peristiwa itu terjadi almarhum diutus menghadiri rapat koordinasi pariwisata yang dikemas dalam bentuk Coffee Morning dengan format outdoor (ruang terbuka) Sabtu, (19/12/2020).

Yuli mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut, mengingat tidak diperhatikannya prosedur keselamatan penumpang oleh pihak panitia penyelenggara. Sehingga peristiwa tersebut mengakibatkan meninggalnya Salman Alfarisi.

"Kami sangat menyayangkan kejadian ini, menurut kami panitia tidak menjalankan penanganan sesuai prosedur. Tidak adanya pemberitahuan dari panitia terkait keselamatan selama berada di kapal,"ujar Yuli. 

Yuli mengaku berduka sekali dan meminta agar panitia pariwisata tidak pernah lagi melupakan prosedur keselamatan. Ia juga berharap agar Pemkab Kampar memberikan perhatian kepada para korban.

"Kami berharap Pemkab Kampar memberikan perhatian khusus kepada teman-teman kami yang menjadi korban tragedi tersebut. Jadi yang paling penting bukan masalah materil, tetapi kami ingin bagaimana tragedi ini mendapat perhatian dari Pemkab Kampar," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Kampar, David, mengatakan, kronologi yang disampaikan itu benar hanya saja pihaknya tidak menduga peristiwa itu akan terjadi.

"Kapal tersebut merupakan hibah dari Dinas Perhubungan Kampar kepada Disbudpar," ujarnya.

Ia pun mengakui, bahwa semenjak kapal tersebut dihibahkan kepada Disbudpar, pihaknya tidak ada menyediakan anggaran untuk perawatan kapal. 

"Sampai saat ini memang tidak ada anggaran untuk perawatan dari APBD," ucapnya.

Ia pun bungkam saat ditanya alasan menggunakan kapal tersebut tanpa ada pengecekan terlebih dahulu.

Meski begitu, pihaknya memastikan akan menyampaikan tuntutan dari pihak  HPI  dan ASPPI  kepada Pemerintah Kabupaten Kampar untuk bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal tersebut yang mengakibatkan satu penumpang meninggal.

"Kita akan sampaikan kepada pimpinan, kita akan sampaikan kepada kepala daerah," katanya.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar