Jubir COVID- 19 Riau Sebut Penanganan Kasus Sesuai Fakta

Juru Bicara Gugus Tugas Covid- 19 Riau, Indra Yovi

PEKANBARU-Juru bicara COVID-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi, menegaskan bahwa penanganan kasus covid-19 di Provinsi Riau jauh lebih baik bila dibandingkan dengan Provinsi tetangga yang kasus positifnya, setiap hari terus bertambah. Dan ini dikarenakan cara penanganan pasien yang terindikasi covid-19 atau orang dalam pengawasan (ODP) dan pasien dalam Pengawasan (PDP) berbeda dengan daerah lain. 

“Percaya atau tidak percaya, kita punya data statistik terkait dengan kasus Covid-19 di Riau. Dan memang saya juga banyak yang bertanya mengapa Riau bisa sedikit dan lebih baik. Begini, kasus PDP kita tidak tajam dan penanagnan lebih cepat, dan tidak mungkin kasus positif kita tinggi. Atau sebaliknya ODP kita tajam, tapi PDP turun tidak mungkin juga, ODP kita tetap dalam pengawasan ketat,” Jelasnya. 

Indra Yovi, menjelaskan saat ini Provinsi Riau termasuk salah satu daerah yang tingkat kasus positif Covid-19 lebih rendah bila dibandingkan dengan daerah lain. Dan Provinsi tetangga seperti Sumbar dan Sumut masih terus bertambah kasus positifnya. Mengapa di Riau tidak begitu bila dibandingkan dengan Provin tetangga, karena pemutusan mata rantai covid-19 lebih baik.

“Jadi semua jumlah jumlah variable kita  turun. Termasuk jumlah PDP kita yang jauh turunnya setiao hari, sedangkan yang meninggal juga rendah hanya 6 orang. Artinya memang fakta, kita ini ngomong statistik yang ada. Tidak mungkin kita menutupi data pasien yang ada di Riau lebih baik dari daerah lain,” tegasnya. 

Dijelaskannya lagi, perbedaan lainnya dengan daerah lain di Riau ini. Setiap harinya menyelesaikan swab PCR dengan alat PCR yang telah dimiliki Riau, walaupun semua peovinsi sama juga melakukan swab. Tapi di Riau tidak mengenal ODP dan siapapun ODP tetap diperiksa, sehingga semua hasil tracing kontak langsung di rapid tes dan di swab.

“Yang jelas kita tidak mengenal yang namanya PDP itu dipulangkan, sebelum di rawat sampai keluar hasil negatifnya. Setiap PDP tidak di rawat dirumah tapi di rumah sakit, bukan dipulangkan kerumah dan dirawat dirumah, ini sangat berbahaya penularannya. Makanya PDP yang kita rawat ini tidak dirumah tapi di rumah sakit sampai sembuh. Sehingga tidak menularkan kepada orang lain dan keluarga. Makanya kasus positif kita lebih baik bila dibandingkan daerah lain, dengan cara memutus mata rantai penyebarannya. Termasuk tegas terhadap orang yang masuk ke Riau di pintu-pintu masuk Riau,” tegasnya lagi. 

Pemerintah Provinsi Riau, tidak mungkin memanipulasi data pasien yang ada di Riau. Baik yang positif, negatif, ODP, dan PDP. Dan faktanya pasien positif di Riau hanya tinggal 9 orang, namun ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu cepat bergembira. Karena walau bagaimanapun tetap patuhi protokol kesehatan, sampai covid-19 ini berakhir. 

“Yang jelas data faktanya jumlah pasien covid-19 hanya 9 orang, tak mungkin kita berdoa menjadi 90 orang.
Kita telah melakukan screaning masal 15 ribu perbulan, sesuai standar nasional dan lebih dari cukup. Perhari kita mengambil sample 400 sampai 500. Jadi dengan jumlah penduduk kita 6 juta dan pemeriksan lab 450 sampai 500 ambil, dengen persentase 0,03 sampai 0,06 standarnya. Jadi jumlah sample yang diambil sebulannya mencapai 15.000 hasil swab, sejak kita mempunyai PCR sendiri. Dan hasilnya pasien positif kita itu faktanya segitu, sekarang hanya tinggal 9 orang,” jelas Indra Yovi. 

Untuk diketahui, jumlah PDP di Riau yang masih dirawat berjumlah 75 pasien, PDP negatif covid-19 dan dipulangkan berjumlah 1.276 orang, dan PDP meninggal dunia berjumlah 163 orang. Total PDP berjumlah 1514 orang. ODP dalam pemantauan berjumlah 4.063 orang, ODP sudah selesai pemantauan berjumlah 67.490 orang.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar