Bisnis Batu Nisan di Tengah Pandemi Covid-19, ' Awalnya Sepi, Sekarang Tidak Lagi '

Tangan Dodi perantau asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat itu tak berhenti mengayunkan sendok berisi semen memoles bagian kepala dari makam yang dia buat dari keramik di rumah kontrakannya di Jalan Hangtuah, Kota Pekanbaru.

PEKANBARU- Tangan Dodi perantau asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat itu tak berhenti mengayunkan sendok berisi semen memoles bagian kepala dari makam yang dia buat dari keramik di rumah kontrakannya di Jalan Hangtuah, Kota Pekanbaru, Jumat, (22/10).

Menurut pria beranak tiga itu, pandemi covid-19 tidak membuat dirinya harus beralih menjalani profesi lain, sebab tidak begitu berdampak terhadap usaha batu nisan yang sudah dia geluti selama 15 tahun sejak tahun 2006 di Kota Pekanbaru.

Meskipun di awal sempat sepi namun sekarang sudah mulai normal kembali.

"Dampaknya tidak terlalulah. Memang waktu di awal pandemi covid-19 merebak usaha saya sempat sepi pesanan, tapi sekarang sudah mulai normal lagi. Waktu di awal pandemi banyak orang hanya pesan kepala makamya saja," kata Dodi, menjelaskan.

Meski tak menjelaskan secara detail berapa jumlah dalam satu bulan dia menerima pesanan batu nisan berikut makam di usahanya itu, namun Dodi, hanya mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT.

" Alhamdulillah adalah Bang pemasukan bisalah menutupi kebutuhan keluarga termasuk membayar kontrak rumah tapi harus dikumpul dulu," ucap pria berusia 36 tahun itu sambil tersenyum.

Dodi, menjelaskan, batu nisan yang dibuat di usaha yang dia beri nama Ciremai Jaya itu,  terbuat dari dua bahan yakni keramik dan granit dengan harga yang berbeda.

Untuk yang terbuat dari granit lengkap dengan nama, Dodi mematok harga Rp1.200.000, dari keramik hanya Rp650.000. Sedangkan untuk makam yang terbuat dari keramik satu tingkat dipatok harga Rp1.800.000 lengkap dengan kepala dan nama.

Dodi, berharap, pandemi covid-19 cepat berlalu, agar bisa berusaha dengan lancar dan tidak terlalu memusingkan tentang kontrakan yang setiap tahun harus dibayar Rp20 juta.

Kemudian, juga bisa kembali bersilaturahmi dengan sanak keluarga di kampung Jawa Barat meski hanya sekali setahun saat lebaran Idul Fitri.

" Usaha saya ini ada di dua lokasi. Selain di Jalan Hangtuah, ada juga di daerah Rumbai," kata Dodi.

Salah seorang pemesan yang kebetulan berada di usaha Dodi, mengaku bernama Novalia, mengatakan, pemasangan makam dan batu nisan itu penting sebagai tanda bagi keluarga yang sudah meninggal dunia.

Agar kuburan tidak digunakan lagi oleh orang lain, kemudian juga memudahkan bagi keluarga yang masih hidup saat hendak berziarah.

" Ini mau pesan makam sama kepalanya untuk Ibu saya yang sudah meninggal setahun lalu. Ya itulah menurut saya penting agar kuburan tidak hilang karena tergerus air, apalagi sekarang musim hujan," jelasnya.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar