Pemilik Mobil Panther yang Hangus Terbakar Ditemukan tak Bernyawa di Tapung Hulu

Mobil yang ditemukan terbakar tanpa pengemudi di Kampar. (foto istimewa).

PEKANBARU- Sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya, Syamsul Bahri (39) pemilik mobil Panther warna silver, BM 1242 NL, yang hangus terbakar di Desa Rantau Berangin, kilometer 2, akhirnya ditemukan di Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, dalam kondisi tak bernyawa, Senin (24/2/2020) siang.

Syamsul yang merupakan warga Jalan Uka, Kecamatan Tampan, Pekanbaru itu, ditemukan dalam keadaan tanpa busana. Hanya mengenakan celana dalam saja.

Kapolsek Tapung Hulu, Iptu Trie Widiyanto, mengatakan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pasca ditemukan jenazah berjenis kelamin laki-laki itu. Selanjutnya, mayat langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Riau untuk dilakukan autopsi.

“(Hasilnya) positif korban atas nama Syamsul Bahri,” ujar Kapolsek, dikutip dari haluanriau.co, Senin (24/2) malam.

Dijelaskannya, penemuan mayat itu dilakukan berdasarkan laporan yang diterima pihak kepolisian, tepatnya Polresta Pekanbaru. Laporan itu disampaikan langsung oleh pihak keluarga.

"Setelah dicocokkan, benar,” sebut dia seraya mengatakan, jasad korban ditemukan sudah dalam kondisi membusuk dan sulit dikenali.

Kuat dugaan, Syamsul merupakan korban pembunuhan. Ditandai dengan ditemukannya tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.

"Di tubuh korban ada ditemukan kekerasan di bagian kepala. Hasil forensik, kematian diduga kuat ada kekerasan,” pungkas Iptu Trie.

Sementara itu, dari keterangan pihak keluarga, Syamsul terakhir kali meninggalkan rumah pada Kamis (20/2) pagi lalu. Selain itu, mobil Isuzu Panther yang dikendarainya ditemukan hangus terbakar di Desa Rantau Berangin, Kecamatan Kuok, Kampar, Jumat (21/2) pagi.

Elsa Mega Firman (36), istri Syamsul Bahri memastikan jika mayat laki-laki yang ditemukan di Kasikan, Kampar, adalah suaminya yang hilang.

"Benar (suami),” kata Elsa saat ditemui di depan ruangan instalasi forensik perawatan jenazah RS Bhayangkara Polda Riau, Senin malam.

Elsa memaparkan, meski secara fisik tidak bisa mengenali jasad itu. Namun demikian, dia bisa memastikan dari beberapa ciri khusus sang suami.

" Bentuknya sudah membengkak, susah dikenali. Tapi bisa diketahui dari giginya, bekas operasinya, sama pakaian dalam,” kata Elsa.

Elsa mengaku, dirinya tahu soal temuan mayat di Kasikan, Kampar, pada sore harinya. Dia pun langsung bergegas menuju RS Bhayangkara Polda Riau untuk mengeceknya.

Disebutkan Elsa, jasad suaminya akan dimakamkan pada Senin malam.

"Rencananya dimakamkan di TPU Jalan Uka, malam ini juga,” kata dia.

Untuk diketahui, Syamsul Bahri sehari-hari bekerja sebagai pengusaha. Dia memiliki gudang distributor tepung. Gudang tersebut berada bersebelahan dengan rumahnya.

Elsa pun menceritakan bagaimana kronologis hilangnya Syamsul Bahri. Hingga ditemukannya mobil Panther milik suaminya.

Pada Kamis pagi, saat suaminya meninggalkan rumah, Elsa baru berkomunikasi pada sore harinya.

"Suami saya itu ternyata nelpon karyawan di gudang. Suami saya bilang nanti ada yang jemput mobil untuk angkat tepung. Tolong kasih kunci sama STNK,” beber dia.

Lanjut Elsa, karyawan gudang bernama Ucil itu, lalu pergi ke rumah dan menyampaikan pesan itu kepada Elsa.

"Untuk memastikan, saya telpon suami saya. Benar apa tidak. 4 kali nelpon tidak diangkat, pas kelima baru diangkat. Suaranya saya dengar seperti dalam tekanan, tidak seperti biasa,” ungkap Elsa.

"Saya tanya, nanti emang ada yang jemput mobil, dia bilang iya, buat bawa tepung. Kasih kunci sama mobil ya,” sambungnya menirukan jawaban suami.

Elsa memaparkan, dia sempat bertanya di mana posisi suaminya. Namun si suami tidak memberi jawaban pasti.

"Dia cuma jawab lagi ada urusan, kayak tertekan. Biasanya saya tanya dia jawab, entah lagi di (Jalan) Nangka, di Sigunggung. Walaupun tidak dikasih tahu detail sedang ngapain. Tapi minimal bilang di mananya,” tutur Elsa.

Elsa yang merasa ada sesuatu yang berbeda dengan suaminya, sempat bertanya, apakah sang suami sedang ada masalah. 

"Dia bilang nanti kita cerita di rumah. Terus telfonnya dimatikan,” paparnya.

Tak lama berselang, datang mobil penjemput tepung di gudang, untuk diantarkan ke daerah Solok. Kemudian, seorang tak dikenal pun datang.

"Orang tak saya kenal ini, sempat bantuin muat tepung ke mobil yang jemput. Saya kirain dia ini kernetnya. Tapi pas mobil udah berangkat, dia tinggal. Saya tanyalah, abang siapa? Dia jawab dia bertugas jemput mobil, suami saya yang suruh. Saya tanya suami saya di mana. Dia bilang lagi di Sigunggung, ngobrol sama bos-bos,” terang dia.

Diungkapkan Elsa, perasaannya tidak enak, terlebih saat melihat perawakan orang yang katanya ditugaskan menjemput mobil oleh suaminya.

"Saya lihat dia dari atas sampai bawah, perasaan saya tak enak. Kayak preman, matanya merah, kakinya bertato. Saya masuk ke dalam, tutup pintu. Saya bilang tunggu sebentar,” kata Elsa seraya mengatakan, dirinya lalu berupaya menghubungi suaminya kembali.

"Saya bilang ke suami, saya nggak kenal sama yang jemput mobilnya. Tapi suami saya ngotot, kasih aja lah. Suaranya kayak tertekan. Saya tanya lagi sedang di mana. Dia bilang ada urusan, bentar lagi pulang. Saya bilang ke dia, tetap tidak mau kasih mobil. Telponnya langsung dimatikan,” imbuh dia.

Lebih jauh kata Elsa, dia lalu pergi keluar, melihat keberadaan orang tak dikenal yang ingin menjemput mobil. Ternyata kata Elsa, orang tersebut sudah tidak ada.

Singkat cerita, Elsa dan seluruh anggota keluarga mencoba untuk menghubungi suaminya. Tapi berkali-kali dihubungi melalui sambungan telepon, tidak diangkat.

Selanjutnya, Elsa dan keluarga membuat postingan kehilangan di Facebook. Dia mengunggah foto suami dan foto mobil yang dikendarai suami terakhir kali

Disebutkannya, selang beberapa waktu kemudian, ada warga yang menghubunginya. Memberi tahu jika mobil yang dikendarai suaminya, ditemukan terbakar.

"Saya dan keluarga datang ke lokasi, rupanya memang iya. Tapi suami saya tidak ditemukan. Kejadian itu lalu saya laporkan ke Polres Kampar,” sebutnya.

Elsa memaparkan, upaya untuk menghubungi suami, tetap dilakukan. Sampai akhirnya ada yang mengangkat, tapi bukan suaminya lagi.

"Ditelpon ada yang angkat. Katanya lagi di Kasikan. Dia bilang kalau mau jemput, di tunggu. Pas ke sana rupanya dia tidak ada dan sejak itu nomor suami saya tidak bisa dihubungi lagi,” terangnya.

Sementara terkait kehilangan suami, Elsa juga sudah melapor ke Mapolresta Pekanbaru. Dia juga menyampaikan hubungan hilangnya suami dengan temuan mobil terbakar di Kampar.***

 


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar