157 Orang di Sumut Positif Terinfeksi Covid-19

Petugas medis mengambil sampel saat 'swab test' COVID-19 di Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/5/2020). (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya).

MEDAN- Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara Aris Yudhariansyah menyebutkan warga Sumut yang positif terinfeksi virus corona saat ini mencapai 157 orang. Seluruh pasien yang positif tersebut tengah menjalani isolasi di sejumlah rumah sakit yang ada di Sumut.

"Kemudian pasien sembuh sebanyak 48 orang dan pasien positif yang meninggal dunia 16 orang. Selanjutnya pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 151 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 1.436 orang," kata Aris, Jumat (8/5/2020), dikutip dari cnnindonesia.com

Aris meminta masyarakat untuk tetap waspada. Sebab menurutnya, sampai saat ini Covid-19 yang menyebar di Indonesia belum teridentifikasi. Para peneliti terus bekerja untuk menemukan jenis dari virus Corona yang ada di Indonesia.


"Hasil penelitian diketahui bahwa saat ini sebagian besar tipe virus corona yang ditemukan di dunia terdapat tiga tipe, yaitu S, G dan V. Sementara di Indonesia tipe virus corona yang menyebar tidak termasuk dalam tipe tersebut. Di luar tiga tipe itu ada yang disebut dengan tipe lain," ucapnya.

Menurut Aris, hal ini sangat berkaitan dengan upaya menemukan vaksin yang tepat untuk tipe virus corona yang menyebar di Indonesia. Untuk itu, Aris kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan tinggal di rumah adalah jawaban yang paling benar serta paling baik, sembari menunggu para peneliti dan para ahli menemukan vaksin tersebut.

"Tidak bepergian adalah langkah yang tepat, jangan mudik, tetap tinggal di rumah yang harus kita lakukan. Karena kita harus melindungi siapa pun terutama saudara-saudara kita yang sudah berusia lanjut, berpenyakit kronis karena ini menjadi ancaman untuk kita semua," ungkapnya.

Aris menambahkan beberapa pengamat menyebutkan bahwa seseorang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dan tidak menggunakan masker, maka orang di sekitarnya memiliki peluang tertular bisa sampai 75 persen karena percikan ludah.

"Bila menggunakan masker bisa ditekan sampai dengan 5 persen," paparnya.

Karena itu, untuk memutus rantai penularan Covid-19 di bulan Ramadan, tambah Aris, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menganjurkan pelaksanaan tarawih dan tadarus sebaiknya dilakukan di rumah.

"Mari kita perhatikan kembali dan kita laksanakan imbauan pemerintah agar menjalankan Ramadan bersama keluarga di rumah," ujarnya***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar