Ternyata Motif Pembunuhan Dua Anak di Medan Karena Sakit Hati Disebut Pelit

Ilustrasi pembunuhan. (iStockphoto/Herwin Bahar).

JAKARTA -Kepolisian mengungkapkan motif pembunuhan yang dilakukan ayah kepada dua anak tirinya di Kota Medan, Sumatera Utara pada Jumat (21/6) malam. Tersangka bernama Rahmadsyah tega membunuh karena sakit hati disebut pelit ketika kedua anaknya minta dibelikan es krim.

"Yang bersangkutan menyampaikan [motif pembunuhan] karena kesal atau jengkel karena anak tirinya, dua orang ini minta dibelikan es, kemudian tidak dibelikan, salah satunya mengatakan bahwa 'ah bapak pelit, kita cari bapak baru saja,' seperti itu," ujar Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko dikutip dari siaran CNNIndonesia TV, Selasa (23/6).

Mendalami pemeriksaan, pada Senin (22/6) sore kemarin, polisi turut menggelar pra rekonstruksi di dekat sekolah Jalan Brigjen Katamso. Namun, proses itu dilanjutkan secara tertutup usai warga datang bergerombol di lokasi untuk melampiaskan kekesalan kepada pelaku.

Di hari yang sama, jenazah kedua anak yang masing-masing berusia 5 dan 10 tahun tiba di rumah duka usai selesai dilakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Medan. Kedua jenazah lalu dimakamkan di pemakaman setempat.

Diketahui, jenazah kedua korban ditemukan oleh warga di dekat sekolah kompleks setempat dengan keadaan tak bernyawa, pada Minggu (21/6) lalu. Diduga mereka tewas dibunuh ayahnya.

Di rumah duka, nenek kedua korban, Muini tidak menyangka menantu tirinya nekat melakukan pembunuhan tersebut, pasalnya perilaku menantunya selama ini dinilai cukup baik.

"Ya kita tidak sangka dia kayak begitu, kalau ketemu orang dia bagus macam orang tidak bersalah, menunduk. Tapi tidak tahu entah apa dendam sama cucu saya begini," tuturnya, dikutip dari cnnindonesia.com.

Berdasarkan pengakuan Rahmadsyah, polisi menyebut pembunuhan terhadap kedua anaknya dilakukan di rumah kontrakan mereka di Jalan Brigjen Katamso, Gang Abadi, Jumat (20/6) malam.

Saat tengah menonton televisi bersama di rumah kontrakannya, kedua anaknya meminta uang untuk membeli es krim, kepada Rahmadsyah menjawab tidak punya uang yang lantas anaknya mengumpat ayahnya dengan perkataan pelit.

Rahmadsyah emosi mendengar perkataan itu dan melakukan kekerasan terhadap kedua anak tirinya hingga mereka tewas. Ia lalu membuang jenazah keduanya di samping sekolah.

Ibu korban sepulang kerja menanyakan keberadaan kedua anaknya, namun tidak ada jawaban. Hingga Minggu (21/6) pagi Rahmadsyah mengirimkan chat melalui Facebook kepada istrinya dan mengakui telah membunuh kedua bocah itu.

Istrinya melaporkanya ke polisi. Aparat kemudian menangkap Rahmadysah delapan jam setelahnya.

Polisi hingga kini masih mendalami pengakuan tersangka yang sehari-hari bekerja sebagai pekerja bangunan itu.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar