Empat Bulan tak Gajian, Guru Bantu Datangi Komisi III DPRD Pekanbaru

Abdul Razak, Ketua Guru Bantu Kota Pekanbaru (Poto Istimewa).

PEKANBARU- Sebanyak 277 guru bantu yang bertugas di Kota Pekanbaru hingga kini belum menerima gaji sejak Bulan Januari 2021 lalu. Sebagai upaya mendesak pemerintah kota agar membayarkan gaji  tersebut , perwakilan guru bantu mendatangi komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pekanbaru, Senin, (12/4/2021).

"Kami datang ke sini karena gaji guru bantu yang selalu telat dibayar setiap awal tahun. Bisanya kami terima di Februari, tapi tahun ini sudah sampai April belum juga kami terima gaji," ujar Abdul Razak, Ketua Guru Bantu Kota Pekanbaru, Senin (12/4/2021). 

Razak menuturkan, pihak Komisi III berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan agar permasalahan itu segera tuntas. 

"Alasan yang kami terima, katanya ada kendala teknis di aturan. Sama yang buat aturan belum turun. Begitu katanya," ujarnya. 

Dari pengakuan Razak, guru bantu Kota Pekanbaru setiap bulannya menerima gaji sebesar Rp2 juta, tanpa tambahan apa pun. 

Tidak hanya guru, diketahui ratusan tenaga harian lepas (THL) di RSD Madani Kota Pekanbaru, mulai dari dokter, perawat, petugas kebersihan, dan lainnya juga belum menerima gaji sejak Januari 2021.

Terkait persoalan, belum dibayarkannya gaji ratusan Tenaga Harian Lepas yang bertugas di Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani Pekanbaru, Wali Kota Pekanbaru,Firdaus,MT,mengingatkan, kepada Direktur RSD Madani untuk menuntaskan masalah gaji para THL di rumah sakit pemerintah itu.

Ia juga mengingatkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru untuk ikut mencari solusi atas masalah itu.

Apalagi belasan tenaga kesehatan kontrak yang ditugaskan di tempat karantina khusus Pasien Covid-19 Rusunawa Rejosari juga belum gajian. Mereka juga belum gajian selama tiga bulan.

"Selesaikan persoalan, segara bayarkan gaji yang menjadi hak mereka. Itu untuk kesejahteraan mereka," kata Firdaus, Senin (12/4) 

Firdaus, mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Para tenaga pelayanan kesehatan seharusnya segera mendapat haknya.

Karena mereka garda terdepan dalam penanganan covid-19. Ia menyebut bahwa para THL maupun tenaga kesehatan kontrak tentu punya kebutuhan selama tiga bulan ini.

"Mereka sudah berjuang selama ini, mereka bertugas juga dengan resiko yang berat. Saya terima kasih sudah bertugas, sekalipun belum menerima gaji sampai saat ini," terangnya. 

Dirinya juga merasa malu karena para tenaga layanan kesehatan dalam kondisi kesulitan. Direktur RSD Madani dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru harus segera menuntaskan masalah ini. 

"Sekarang sudah masuk April, mereka belum gajian. Kondisi ekonomi saat ini kita juga pahamlah, maka saya ingatkan kepala dinas kesehatan dan direktur RSD Madani harus menuntaskan permasalahan ini," tegasnya. 

Menurutnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru sudah memberi arahan terkait kewenangan keduanya. Ia tidak ingin rumah sakit dan dinas saling menunggu sehingga proses pembayaran gaji tertunda.

Firdaus menilai RSD Madani sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Mereka sudah mampu mengelola keuangan sendiri baik pendapatan maupun pengeluaran.

"Kalau bisa rumah sakit realisasikan ya realisasikan. Tidak usah tunggu dinas bayarkan segera," jelasnya.

Firdaus menyebut kemungkinan ada perbedaan pemahaman regulasi antara direktur rumah sakit dan kepala dinas.

Ia meminta Sekda Kota Pekanbaru bisa ikut memberi pengarahan kepada keduanya terkait masalah ini. Agar kepala dinas dan direktur RSD Madani samakan persepsi tentang regulasi yang ada.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar