Pengembangan Pekanbaru ke Tenayan Raya Gunakan Filosofi Kereta Api
PEKANBARU- Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT mengatakan, pengembangan Kota Pekanbaru ke wilayah pinggiran di Kecamatan Tenayan Raya atau yang disebut juga sebagai Kota Baru Bandar Raya Tenayan menggunakan filosofi kereta api.
"Yang menjadi lokomotifnya pusat pemerintahan (komplek perkantoran terpadu walikota)," ucapnya, Kamis (24/6/2021).
Kemudian untuk gerbong utama yang ditarik yakni Kawasan Industri Tenayan (KIT). Dari luas lahan 3.700 hektare yang direncanakan, 1.550 hektare di antaranya sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.
"1.550 hektare yang masuk RPJMN bapak Presiden Joko Widodo ini direncanakan untuk hilirisasi CPO dengan kapasitas 2 juta ton per tahun," ungkapnya.
Dari aktivitas hilirisasi CPO tersebut kemudian bisa membuka sebanyak 152 ribu lapangan pekerjaan, serta bisa memberikan pemasukan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sekitar Rp14,5 triliun per tahun.
"Sementara modalnya Rp30 triliun, itu pul investasi," ujarnya.
Saat ini, lanjut walikota, lahan KIT yang dipersiapkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru itu sudah mulai dilengkapi dengan berbagai infrastruktur seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 220 MW.
"Sekarang sudah mulai beroperasi dan berfungsi," paparnya.
Selain PLTU, di kawasan KIT juga tengah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan kapasitas 275 MW.
"Sehingga sekarang (KIT) sudah menjadi kawasan industri baru strategis nasional karena masuk dalam satu dari 27 kawasan industri baru yang ada dalam RPJMN bapak presiden," terang walikota.
Selanjutnya untuk gerbong kedua dan seterusnya terdiri dari kawasan bisnis, pusat jasa, dan pemukiman.
"Insyaallah dalam waktu 10 tahun, 15 tahun dan paling lama 25 tahun ke depan, maka di Pulau Sumetare, Pekanbaru akan menjadi kota terbesar. Karena itu, kota baru bandar raya tenayan ini menjadi semangat baru untuk Pekanbaru yang maju," tutupnya.
Tulis Komentar