Teliti Ketahanan Pangan berkelanjutan, Akademisi UNDIP Semarang Kunjungi Disketapang Pekanbaru

Poto bersama Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru dengan akademisi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Jumat 1 April 2022

PEKANBARU- Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru Jumat, (1/5/2022), kedatangan tamu dari akademisi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang.

Kunjungan tersebut dalam rangka suksesi kegiatan penelitian Cluster Joint Research oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNDIP yang mengangkat judul penelitian ' Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Penguatan Sistem Ketahanan pangan Berkelanjutan di Indonesia dan di Thailand'.

Peneliti UNDIP yang diketuai Dr. A. Rina Herawati, didampingi dua akademisi lain diantaranya, Dr. AP. Tri Yuniningsih, M.Si dan Drs. Ari Subowo, MA.

Kedatangan tiga akademisi senior UNDIP di lingkungan Prodi Administrasi Publik tersebut disambut langsung oleh Sekretaris Disketapang Pekanbaru Tengku Ahmed Reza Fahlevi,SAP, M.Si cs di Ruang Rapat Disketapang Pekanbaru, Lt. 1 Gedung B5 Komp. Pemerintah Kota Pekanbaru Bandar Raya Tenayan.

Kunjungan tim itu seyogyanya disambut langsung Kepala Disketapang Pekanbaru Alek Kurniawan, SP, M.Si, namun dikesempatan yang sama beliau sedang mendampingi Wakil Walikota Pekanbaru H. Ayat Cahyadi, dalam menyambut kunjungan kerja Wakil Menteri Pertanian RI yang juga sedang berkunjung ke kota Pekanbaru.

Tak dapat dipungkiri, kesuksesan Kota Pekanbaru dalam meraih ranking terbaik kedua Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Nasional, telah membuat tiga peneliti UNDIP itu menjadikan Kota Pekanbaru sebagai salah satu objek daerah yang diteliti dalam penguatan ketahanan pangan berkelanjutan.

Dilansir dari Buku Indeks Ketahanan Pangan Tahun 2021 yang diterbitkan Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI pada awal tahun 2022 ini, Pekanbaru menduduki peringkat terbaik kedua dari 98 kota se-Indonesia dengan skor 90,56 atau dengan kata lain IKP Kota Pekanbaru adalah IKP tertinggi untuk Kawasan Pulau Sumatera.

Melesat ke posisi dua terbaik, Pekanbaru melangkahi 20 tingkat karena sebelumnya Pekanbaru berada pada rangking 22 di tahun 2020 yang lalu.

Lebih lanjut penelitian itu ingin menyelami kebijakan strategis yang dilahirkan kota Pekanbaru dalam penguatan ketahanan pangan berkelanjutan yang salah satunya dapat dinilai melalui Indeks Ketahanan Pangan.

“Kami memilih Pekanbaru sebagai salah satu objek penelitian karena kami dapat berita kalau Indeks Ketahanan Pangan kota Pekanbaru mendapatkan posisi dua teratas nasional untuk tingkat kota Se-Indonesia” ucap salah seorang akademisi, Ari Subowo.

Lebih lanjut ia mengutarakan, problematika ketersediaan pangan seperti kelangkaan bahan pokok pangan menjadi persoalan yang sering diperbincangkan. 

Hal tersebut berkaitan dengan problem atas isu ketahanan pangan di ranah nasional maupun global. Untuk menjawab permasalahan ketahanan pangan penting untuk membahas sistem ketahanan pangan  yang memadai dan berkelanjutan.

Dari Tim Disketapang Pekanbaru, Sekretaris Disketapang, didampingi Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ismail, S.Pi, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, Ismul Denie Putra, M.Si, Kepala Sub Bagian Program Fauzan Effendi.AM,SE, M.Ak, Kasubag Umum Dedek Sulaiman, S.Sos dan seluruh sub koordinator di Lingkungan Ketapang Pekanbaru.

Dalam paparannya, Reza, panggilan akrab Sekdis Ketapang Pekanbaru dan tim tersebut menuturkan, rencana strategis  pembangunan ketahanan pangan Kota Pekanbaru dipetakan dalam empat kerangka besar yaitu,

1. Peningkatan Produkitivas dan Kesejahteraan Pelaku Usaha Pangan, 
2. Revitalisasi dan Penguatan Kelembagaan petani dan pelaku usaha pangan
3. Pengembangan usaha tani berbasis agroindustry yang eduitainment serta
4. Pengembangan teknologi informasi dan infrastruktur yang memadai dalam optimalisasi pembangunan ketahanan pangan.

Memenuhi rasa penasaran tim peneliti, rombongan akademisi UNDIP tersebut juga disuguhi informasi inovasi unggulan yang dikelola Disketapang Pekanbaru yaitu Penerbitan Dokumen Grand Master Plan Ketahanan Pangan kota Pekanbaru, pendirian Outlet Pangan PUAN BERSERI (Pemasaran Usaha Bersama Secara Lestari), Pekan Pangan Madani (PPM), Lokasi Cadangan Pangan Terintegrasi Melek Teknologi (siCANTIG MeTaL), Aplikasi Digital FSVA (siDIVA), Sistem Manajemen Informasi Ketahanan Pangan (siTANGAN), Disketapang Berkabar dan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah.

Hal itu sebagai bukti, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Ketahanan Pangan senantiasa terus berkomitmen untuk memperkuat pembangunan ketahanan pangan dari berbagai lini sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. 

Lebih lanjut mantan Kabag Keuangan Setwan DPRD Pekanbaru itu juga menyebutkan, salah satu bentuk keseriusan Pemko Pekanbaru kepada sektor ketahanan pangan dengan menjadikan Indeks Ketahanan Pangan (IKP) menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama Pemko Pekanbaru yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017 -2022 dalam rangka Mewujudkan misi ke-4 dari 5 misi kota Pekanbaru yaitu Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Berbasiskan Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Padat Modal, pada Tiga Sektor Unggulan yaitu Jasa, Perdagangan dan Industri.

“Alhamdulillah, khusus untuk Indeks Ketahanan Pangan, ini lompatan luar biasa bagi kota Pekanbaru, Peringkat Indeks Ketahanan Pangan Pekanbaru melesat naik, dari rangking 22 pada 2020 menjadi kota terbaik ke-2 se-Indonesia pada 2021.” ucap Reza.

Secara khusus, Reza, menyampaikan, dalam rangka mengetahui tingkat ketahanan pangan suatu wilayah beserta faktor-faktor pendukungnya, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian telah mengembangkan suatu sistem penilaian dalam bentuk IKP yang mengacu pada definisi ketahanan pangan dan subsistem yang membentuk sistem ketahanan pangan. IKP yang disusun, Berdasarkan Buku IKP Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian; merupakan penyesuaian dari indeks yang telah ada berdasarkan ketersediaan data tingkat kabupaten/kota dan provinsi. 
Berdasarkan analisis ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) Tahun 2021 pada level nasional tersebut menunjukkan, Kota Pekanbaru dianggap sudah tahan pangan yang didasarkan pada 8 indikator yang terbagi dalam dua aspek penilaian.

Pertama aspek keterjangkauan pangan yang dinilai dari indikator; (1) Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan; (2) Persentase rumahtangga dengan proporsi pengeluaran lebih dari 65% terhadap pengeluaran total; (3) Persentase rumahtangga tanpa akses listrik. Dan Aspek Pemanfaatan Pangan didasarkan pada indikator (1) Rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 tahun; (2)Persentase rumahtangga tanpa akses air bersih; (3) Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk; (4) Prevalensi balita stunting; dan (5) Angka harapan hidup pada saat lahir. Bila ditelaah lebih jauh dalam buku IKP Kementan tersebut disebutkan bahwa untuk aspek Keterjangkauan, Kota Pekanbaru memiliki skor 96,05 dan aspek pemanfaatan bernilai 86,07 sehingga menghasilkan komposit senilai 90.56.

Lebih dalam lagi Reza menyampaikan, IKP dalam Dokumen RPJMD kota Pekanbaru pada tahun 2021 ditargetkan pada angka 82.80. Dengan Raihan skor 90.56 pada tahun 2021 berarti kinerjanya mencapai angka 109,37% sementara jika disandingkan dengan raihan IKP 2020 yang bernilai 82.85 (posisi pekanbaru saat itu pada rangking 22) maka Raihan kinerja IKP Kota Pekanbaru 2021 109,31% lebih tinggi.

Ditempat terpisah, Kadis Akur (Kepala Dinas Alek Kurniawan) menyampaikan, apresiasi kepada Universitas Diponegoro yang telah memilih kota Pekanbaru sebagai daerah objek penelitiannya.

“Tentu kita sangat apresiasi kunjungan dari akademisi dari UNDIP ini. Ini merupakan penghargaan bagi kota Pekanbaru khususnya bagi Dinas Ketahanan Pangan kota Pekanbaru” tegas Akur disela-sela mendampingi Wawako dalam menyambut kunjungan Wamentan di Pekanbaru.

Lebih jauh Kadis Akur akan membuka diri untuk akademisi-akademisi kampus lainnya untuk bersinergi dalam wujud nyata Sistem Ketahanan Pangan yang berkelanjutan. Selanjut Akur menyebutkan bahwa bagi kota Pekanbaru, kegiatan serupa dapat dijadikan wadah sosialisasi tentang penguatan kebijakan ketahanan pangan di kota Pekanbaru yang dapat diadopsi pemerintah kab/ kota lainnya ataupun kalau memang dianggap memadai dapat distudi tiru pada tingkat nasional.

“Kami berharap Kota Pekanbaru dapat menjadi rujukan nasional, khususnya bagi Pemerintah di tingkat kota dalam mencetuskan kebijakan-kebijakan pro ketahanan pangan” tandasnya Kembali.

Selanjutnya ia juga menyinggung IKP yang memiliki peran strategis dalam mengukur capaian pembangunan ketahanan pangan di kota Pekanbaru, mengukur kinerja daerah dalam memenuhi urusan wajib pemerintah, dan merupakan salah satu alat dalam menentukan prioritas pembangunan dan prioritas intervensi program. IKP yang telah diterbitkan Kementan ini, diharapkan Akur dapat digunakan sebagai dasar saat melakukan intervensi program sehingga lebih fokus dan tepat sasaran ke depannya.

Sang ketua ISSI Pekanbaru menegaskan, kembali, dapat dikatakan sektor pertanian memang pertumbuhan ekonominya sangat positif sebagaimana pernah diakui Pemerintah Pusat sebelumnya. Tapi Eks. Kepala BPKAD ini menambahkan, meskipun data yang tertulis pada sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan yang positif, namun tentu terdapat tantangan terutama kepada pengambil kebijakan dalam hal ini adalah pemerintah untuk senantiasa memperbaiki program-program yang sekiranya menurun akibat pandemi covid-19.

Itulah yang terus disorotinya bahwa peran Belanja Pemerintah harus dioptimalkan dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terutama di sektor pangan. Bahkan berulang kali dia menyebutkan bahwa; ada atau tidaknya covid-19, sektor pangan tetap menjadi isu sentral, seksi dan strategis, sehingga semua pihak harus “all-out” agar ketahanan pangan tidak tinggal sebatas slogan saja.

Tak salah kiranya, sehingga kegiatan strategis yang melibatkan pemberdayaan masyarakat tetap menjadi perhatian utama Disketapang dibawah kepemimpinannya dari tahun ke tahun, terutama pada tahun 2022 ini. 

Sebut saja seabrek program-program yang ditaja seperti Pekan Pangan Madani, Optimalisasi Kawasan Mandiri Pangan, Optimalisasi Pekarangan Pangan Lestari, Optimalisasi Penyediaan Database ketahanan pangan yang terintegrasi beserta informasi edukasi yang memadai bagi seluruh stakeholder. 

Teranyar ungkap Akur lagi bahwa dalam rangka visualisasi hasil analisis ketahanan dan kerentanan pangan Kota Pekanbaru Tahun 2021 se Kelurahan di kota Pekanbaru dan memudahkan pemetaan serta dapat diakses oleh publik maka telah dibuat apilkasi webgis dengan nama siDIVA (aplikasi Digital FSVA). Semua adalah bukti komitmen Dinas Ketahanan Pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan yang lebih memadai lagi.

 

Pertemuan antar dua instansi itu berlangsung sangat komunikatif. Ketua Tim Peneliti UNDIP, Dr. A. Rina Herawati menyampaikan ucapan terima kasih dan tak dapat menyembunyikan kegembiraannya atas sambutan hangat dan sharing informasi-informasi strategis dari Disketapang Pekanbaru kepada dirinya dan rombongan. 

"Terima kasih atas sambutannya, Pak Reza beserta tim kepada kami dari FISIP UNDIP. Sebuah kehormatan bagi kami dan tim karena hari ini berkesempatan bersilahturahmi ke Disketapang Pekanbaru dan tentunya kami tunggu kunjungan balasannya di UNDIP Semarang," ungkap Dr. A. Rina Herawati.  

Disebutkannya juga, Penelitian ini pada esensinya diharapkan dapat mengukur keefektifan pengelolaan ketahanan pangan dengan cara membandingkan sistem ketahanan pangan di dua negara yaitu Indonesia dan Thailand yang mana kota Pekanbaru menjadi salah satu rujukan untuk daerah di Indonesia.

“Besar harapan kami, hasil penelitiannya nanti dapat di share ke kami juga” seloroh Reza Sesdisketapang Pekanbaru sambil menerima cenderamata dari pihak UNDIP tersebut.

Acara ditutup dengan saling bertukar cenderamata antara kedua belah pihak.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar