Warga Resah, Lumpur Galian IPAL Masih Dibuang ke Parit

Kondisi parit yang dipenuhi lumpur galian IPAL di Kecamatan Sukajadi.

PEKANBARU- Sejumlah warga Pekanbaru khususnya di Kecamatan Sukajadi mengaku resah dengan aktivitas pengerjaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah yang dilakukan di wilayah tersebut.

Betapa tidak, sejak pekerjaan itu berlangsung banyak parit di daerah sana yang tersumbat dan terjadi pendangkalan karena para pekerja masih membuang lumpur galian ke dalamnya.

Pantauan di lapangan Senin,(30/12/2019), tepatnya di Jalan Kasuari Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Sukajadi, pekerja masih membuang lumpur galian lubang ke dalam parit jalan.

Untuk lokasi itu diketahui sebagai salahsatu pembangunan Mainhole (lubang utama) IPAL tepat berada di tengah ruas jalan 

Pekerja menyalurkan material air bercampur lumpur dari dalam lubang galian, menggunakan mesin Robin dengan selang berukuran besar ke parit yang ada di pinggir jalan.

Tak heran membuat air menjadi keruh akibat bercampur lumpur yang keluar dari selang tersebut. Tidak hanya itu, dasar parit juga menjadi dangkal akibat endapan lumpur yang  masuk ke dalamnya.

Menurut Argun, warga RT03 RW 09 kelurahan kampung Melayu Kecamatan Sukajadi, pekerja proyek selalu membuang material air bercampur lumpur ke dalam parit. 

"Setahu saya mereka buang dalam parit, mereka sedot pakai mesin air dibuang ke parit," kata Argun, yang tinggal tak jauh dari lokasi pekerjaan IPAL.

Dia juga tak menampik, akibat lumpur yang dibuang ke dalam parit membuat parit penuh  lumpur. Sehingga saluran air menjadi tidak lancar dan tergenang. 

Bahkan hisapan air bercampur lumpur juga berserakan di jalan karena pipa saluran yang bocor. 

Warga lain memgaku bernama Titin, yang membuka warung di sekitar lokasi mengatakan para pekerja memang terus membuang lumpur ke dalam parit.

"Kalau tak ke parit mau kemana orang itu buangnya lagi," jelas Titin.

Kondisi seperti itu sangat meresahkan karena membuat aliran air dalam parit tidak lancar dan parit pun semakin dangkal karena endapan lumpur. 

"Karena tanah Lumpur itu sudah tinggi dalam parit. Ini karena belum hujan lebat saja. Kalau hujan lebat pasti banjir kan karena aliran air tersumbat," terangnya. 

Dia berharap pihak kontraktor dapat memperhatikan masyarakat sekitar dalam pembangunan IPAL. Jangan sampai masyarakat dirugikan dan harus menanggung dampak dari pembangunannya.

Bukan hanya masalah lumpur, warga juga meminta pihak kontraktor untuk membersihkan pasir yang berserakan di sepanjang jalan. Karena sangat membahayakan bagi pengendara.

"Bahaya pasir yang berserakan dijalan itu. Belum lagi debu yang ditimbulkan nya, kalau hujan pun jalan becek karena banyak lobang yang dipenuhi genangan air," kesalnya. 

Hingga berita diterbitkan, Humas PT Wijaya Karya (WIKA), Alan, belum bisa dikonfirmasi. Panggilan telepon yang disambungkan tak kunjung dijawab. (iky).

 


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar