WHO Kembali Peringatkan Perang Melawan Corona Masih Panjang

Foto: Tedros Adhanom Ghebreyesus (FABRICE COFFRINI / AFP).

JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan negara-negara masih akan terus berjuang melawan penyebaran virus Corona (COVID-19). WHO juga memperingatkan negara yang mengalami lonjakan kasus Corona menyusul kebijakan pelonggaran lockdowm.

"Beberapa negara... telah mengambil pendekatan yang terfragmentasi. Negara-negara ini menghadapi jalan yang panjang dan berat ke depan," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam briefing virtual dari kantor WHO di Jenewa, seperti dilansir Reuters, Kamis (2/7/2020).

Lebih dari 10,5 juta penduduk dunia telah terinfeksi virus Corona. Tedros mengatakan penularan lokal tidak bisa dihindari karena beberapa negara telah melakukan pelonggaran lockdown.

"Tetapi negara-negara yang memiliki sistem untuk menerapkan pendekatan komprehensif harus dapat menahan penularan lokal dan menghindari untuk memberlakukan kembali pembatasan secara luas," katanya.

Dikutip dari detik.com, pakar kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan bahwa badan AS berencana untuk mengirim dua ahli dari kantor pusat untuk bergabung dengan tim negaranya di China dalam misi mencari asal usul virus Corona.

Ryan mengatakan WHO sedang mencoba memverifikasi laporan penimbunan pasokan media di Amerika Serikat dan ingin memastikan semua orang memiliki akses untuk memperoleh fasilitas kesehatan.

Saat ditanya tentang virus pada babi G4 di China yang menurut penelitian telah menular dari hewan ke manusia dan menjadi pandemi Ryan mengatakan "Penting untuk meyakinkan orang bahwa itu bukan virus baru dan merupakan virus yang diawasi,"

Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya mengkritik penanganan China karena dinilai terlambat dalam penanganan pandemi ini. China mengatakan bahwa mereka transparan dan akan mendukung penyelidikan setelah pandemi ini terkendali.

Sementara banyak yang mengisyaratkan sumber virus ini adalah pasar hewan di Wuhan. Namun Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan ada bukti bahwa virus itu berasal dari laboratorium Wuhan.

Benua Amerika adalah pusat pandemi saat ini, khususnya Amerika Serikat, yang memiliki angka kematian COVID-19 tertinggi di dunia. Lebih dari 127.393 kasus.***


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar